• Membangun Generasi Qurani, Menggapai Ridho Illahi

    Rumah Iqro, Peduli Banjir




    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Kali ini, kami akan menceritakan kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan kami, Yayasan Rumah Iqro Insani pada awal tahun 2014 ini.
    Januari 2014 dibuka dengan banyak sekali lecutan petasan ke arah langit, seolah manusia sedang “member makan langit”, seketika asap mengepul diwaktu yang sama diseantero  Jakarta. Beberapa minggu setelahnya, tepatnya diminggu kedua, langit “mengembalikan” itu semua, hujan melanda Jakarta terus-menerus, Jakarta dilanda banjir. Hal yang terjadi tiap tahun di Jakarta, orang menyebutnya Siklus Banjir Tahunan.
    Hujan, sesuatu yang harusnya disyukuri. Karena kita pun diajarkan untuk berdo’a dikala hujan karena hujan itu membawa manfaat. Namun bagaimana jika hujan itu membawa musibah? Manusia juga harusnya bersyukur karena Allah sayang kita, kita sedang ditegur. Banjir mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan, terutama membuang sampah pada tempatnya. Karena sebenarnya, sampah yang berada di sungai-sungai itu bukan karena masyarakat yang membuangnya langsung ke sungai, tetapi masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan ketika hujan, sampah itu terbawa arus air hingga terbawa ke sungai dan menggunung di sana, akibatnya ketika hujan, sungai menjadi terlalu dangkal oleh sampah dan air tidak bisa mengalir seperti seharusnya sehingga meluber ke jalan dan memnyebabkan banjir. Faktor lainnya adalah karena  Jakarta terletak di dataran  rendah jadi Jakarta adalah salah satu tempat langganan banjir setiap tahunnya.
    Alhamdulillah Yayasan Rumah Iqro tidak terkena banjir, mungkin karena Rumah Iqro adalah  tempat yang InsyaAllah di ridho-i Allah, sehingga Allah melindungi tempat ini agar bisa terus bermanfaat bagi warga sekitar dan faktor utamanya karena memang Rumah Iqro tidak terletak di Jakarta tapi di pinggir Jakarta, kota Depok.
     Tahun ini,Yayasan Rumah Iqro mempunyai satu divisi resmi khusus penanganan musibah/bencana dan penyelenggara acara-acara sosial. Rumah Iqro Berbagi (RIB) namanya. Divisi yang di ketuai oleh Khoirul Mustapa, atau sering disapa Irul ini menjalankan tugas pertamanya. Irul tidak sendiri menjalankan program ini, dibantu oleh tim yang super dan solid, melibatkan seluruh keluarga besar Rumah Iqro, mulai dari PAUD Rumah Iqro, TPA Sore dan TPA Malam dan juga Warga sekitar Rumah Iqro, kami bahu membahu mengumpulkan sumbangan berupa pakaian layak pakai, makanan instan, alat tulit, sayur mayor serta kebutuhan pokok lainnya untuk diberikan kepada korban banjir yang ada di Jakarta.
    Hari pertama pengumpulan sumbangan dilakukan melalui Jaringan Komunikasi (Jarkom) via SMS kepada internal Rumah Iqro dan Alhamdulillah langsung ada yang menyumbang satu dus mie instant pada hari itu. Selanjutnya kami membuat surat edaran untuk mengumpulkan bantuan lainnya yang ditujukan untuk PAUD Rumah Iqro, TPA Sore dan TPA malam.  Alhamdulillah  selang sehari pemberian surat edaran tersebut kami sudah mangumpulkan beberapa dus mie instant, pakaian layak pakai, dan uang. Kami  menunggu pemberian sumbangan hingga hari Senin tanggal 27 Januari 2014 dan menyalurkannya kepada korban banjir pada hari Selasa,  28 Januari 2014. Hari demi hari semakin banyak sumbangan yang terkumpul.
    Pada hari Senin tanggal 27 Januari 2014, kami (Irul, Okta, Devi, Ka Dwi dan Ka Furqon) melakukan survey titik banjir di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Ketika kami sampai di sana banyak warga yang mulai membersih kan rumah-rumah mereka yang kotor karena terkena banjir karena saat itu banjir sudah surut. Kami mencari lokasi posko banjir di daerah itu. Alhamdulillah, tidak terlalu susah mencari posko banjir tersebut, setelah itu kami menanyakan beberapa pertanyaan kepada pengurus posko. Seperti apa saja yang dibutuhkan korban banjir saat itu, ketinggian air maksimal saat banjir, dan pertanyaan lainnya. Kami terkejut dengan jawaban Pak RW saat itu, beliau mengatakan ketinggian maksimal banjir mencapai 2,5 hingga 3 meter, bahkan ada yang lantai dua rumahnya pun terkena banjir.
    Pak RW, orang yang mengontrol tempat itu juga menyatakan bahwa mereka kurang membutuhkan bantuan dalam bentuk mie instant, karena sebagian besar penyumbang yang memberikan bantuan adalah berupa mie instant (Padahal RIB juga cukup banyak mengumpulkan mie instant) tetapi mereka lebih membutuhkan sayur sayuran untuk di masak di dapur umum posko banjir. Mengenai dapur umum ini, salah seorang ibu yang memasak bercerita bahwa mereka adalah korban banjir juga dan dengan sukarela menjadi relawan untuk sesama korban banjir, memasak makanan dengan kuantitas yang banyak dan memberikannya kepada para korban lainnya. Subhanallah, mulia sekali. Disaat terkena banjir, tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga orang lain.
    Setelah kami melakukan survey ke tempat itu, kami pun segera pulang karena ada salah satu teman kami yang saat itu sedang mengalami sakit gigi. SubhanAllah meskipun beliau sedang sakit gigi tetapi dia tetap mau  ikut mekakukan survey tempat. Ketika di jalan pulangpun tiba tiba terjadi musibah lagi, masih di orang yang sama, yaitu teman kami yang sedang sakit gigi. Beliau mengalami mogok motor karena kehabisan bensin. Kami pun  mendorong motor beliau, Alhamdulillah setelah medorong motor beberapa meter kami menemuka penjual bensin eceran di pinggir jalan. Lalu kami melanjutkan perjalanan mencari Masjid terdekat untuk melakukan sholat Dzuhur.
    Setelah sholat Dzuhur kami melanjutkan perjalanan pulang. Ketika sampai di Rumah Iqro kami langsung menyortir pakaian yang diberikan warga, yang mana yang masih layak pakai, yang mana pakaian untuk wanita, untuk pria dan untuk anak-anak, kami kelompokkan berdasar umur agar lebih mudah bagi para korban banjir untuk mengambil pakaian tersebut.
    Hingga Senin malam tanggal 27, sumbangan yang terkumpul adalah 20 dus pakaian, 3 pasang sepatu anak, 1 pack buku tulis, 4 botol dan 1 dus air mineral, 12,5 dus mie instant, dan uang sebesar Rp. 1.654.000,-.
    Selasa pagi tanggal 28 Januari  2014, kami pergi ke pasar untuk membeli sayur sayuran yang akan di serahkan kepada korban banjir Kalibata. Sekitar jam  10.00 WIB, kami berangkat ke lokasi banjir untuk menyerahkan sumbangan yang kami kumpulkan selama kurang lebih seminggu menggunakan mobil bak terbuka dan beberapa dari kami menggunakan motor.
    Sekitar pukul 12.00 WIB kami sampai di lokasi banjir. Ketika kami sampai lokasi tersebut, banjir kembali menggenangi daerah itu. Padahal kami ingat, saat survey kemarin (sehari sebelumnya) warga sudah membersihkan rumah-rumah mereka karena banjir sudah surut. MasyaAlloh, kuasa-Mu.
    Dengan dibantu warga sekitar, kami menurunkan barang bawaan kami, warga mengelompokkan jenis bantuan ke beberapa tenda. Tenda didepan berisi makanan instan pemberian para dermawan, satu tenda dibelakang berisi pakaian-pakaian layak pakai.
    Kami pun bertemu dengan Pak RW lagi dan mengobrol lumayan lama disana. Pak RW berterimakasih karena kami membawakan sayur-sayuran. Bantuan yang sangat warga butuhkan tapi jarang ada yang “engeh” untuk memberikannya.
    Mengenai banjir, Pak RW yang sudah 13 tahun menjabat jabatan ini bercerita bahwa memang daerahnya itu adalah daerah langganan banjir tahunan Jakarta, kalau dahulu siklusnya 5 tahunan, sekarang bisa tiap tahun terjadi banjir. Beliau juga bercerita mengapa banjir terus menerus terjadi, hal tersebut selain karena memang daerahnya yang datarannya rendah, juga karena kebiasaan warga dan Pemerintah. Ketika banjir tiba, banyak resolusi untuk mengentaskan banjir, DAS (Daerah Aliran Sungai) sekitaran daerah itu sudah diukur lebar, kedalaman dll nya untuk diberi semacam tembok penghalang sehingga ketika banjir, air tidak meluber ke daerah pemukiman warga. Namun, yang terjadi ketika banjir surut, resolusi tersebut hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada realisasinya, sehingga saat terjadi hujan lebat, banjir kembali datang lagi dan lagi.
    Setelah selesai bercakap dengan Pak RW dan semakin banyak relawan lain yang datang untuk memberikan bantuannya, kami memutuskan untuk pulang,setelah sebelumnya kami melakukan foto bersama sebagai tanda bahwa bantuan dari warga Rumah Iqro sudah tersalurkan dengan baik kepada para korban banjir.
    Terlepas dari itu semua, Mari biasakan menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, semisal memungut sampah di jalan dan membuangnya pada tempat sampah.
    Mari menjaga lingkungan kita. Karena sejatinya, bumi dan manusia adalah teman, yang bukan saling menyakiti justru harusnya saling menyayangi. Karena tanpa Bumi mau dimana lagi manusia tinggal? Karena tanpa Bumi tidak akan ada kehidupan dan Karena Bumi adalah Rumah Kita.



    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    Total Tayangan Halaman

    Followers

    Kegiatan

    - TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), - PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), - Tahsin Rumah Iqro - RIB (Rumah Iqro Berbagi) - RIM (Rumah Iqro Mandiri) - PKA (Program Kakak Asuh

    Tentang Kami

    Yayasan Rumah Iqro Insani terbentuk dari kumpulan pemuda yang peduli akan keadaan lingkungan. Berawal dari sebuah kegiatan pembinaan kepemudaan hingga terbentuknya Yayasan ini. Bervisi "Terbentuknya Masyarakat Yang Peduli, Cerdas dan Mandiri".

    Sekertariat

    Jl Lontar No 2 RT 04 RW 010. Kelurahan Tanah Baru. Kecamatan Beji. Kota Depok. 16426. Tlp 0896-2543-3403