Bismillaah.
Pernah suatu ketika ada seorang kawan bertanya, ‘Kamu udah punya
pacar?’. Dalam hati ada perasaan menggelitik, tapi di sisi lain, mungkin
kawan ini adalah objek dakwah yang butuh bimbingan. Ya, sebenarnya saya
pun masih butuh dibimbing, tapi bukankah saling mengingatkan dalam
kebaikan tak harus menjadi sempurna? Oke, lanjut obrolan dengan kawan
tadi. ‘Aku gak pacaran’, jawabku singkat. ‘Ih, emang kenapa? Masa sih
gak ada yang mau sama kamu? Aku yakin kamu bukan orang yang gak laku’,
aduh ini statement-nya lebah deh.. Jadi berbisik pelan, ‘Aku bukan
barang dagangan yang diperjualbelikan’ eheheh..
Obrolan-obrolan seperti itu cukup sering saya temui, baik terlibat
langsung dalam obrolan atau mendengar cerita kawan yang lain. Saya masih
agak bingung untuk menjelaskan alasan kenapa saya gak punya pacar,
karena menurut saya, itu bukan perkara yang harus diperbincangkan. Tapi
rupanya, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara *eh ngaco*, ternyata
saya perlu menjawab pertanyaan tersebut. Bukan untuk memproklamirkan
diri, tapi yang menjadi poin dari jawaban saya adalah tentang sebuah
prinsip hidup yang mengikut pada tuntunan dalam Al-Qur’an dan sunnah,
sebagai pedoman hidup manusia.
Oke sip! Saya mulai penjelasan kenapa gak pacaran. Mulai dari poin
yang mana ya? Hmm…, yak! Rupanya masih bingung, eheheh. Tanpa panjang
kalam, mari kita lanjutkan. Dalam surat Al-Isra’, surat ke-17, pada ayat
32 Allah berfirman, ‘Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu
sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk’. Biasanya, mereka
yang memilih untuk pacaran akan menyampaikan penolakan atas ayat
tersebut dengan mengatakan, ‘Kita gak pacaran kok, cuma kakak-adik’,
atau, ‘Kita pacarannya Islami’, *lebih ngaco’, jawaban lain adalah,
‘Kita pacarannya sehat, gak zina’. Okeh sodara-sodara, saya akan coba
jelaskan tanggapan dari beragam penolakan yang disampaikan.
Kita gak pacaran, cuma kakak-adik.
Di beberapa kesempatan perenungan, kadang saya merasa sangat butuh orang
lain yang bisa mendengarkan curhat, atau yang memperhatikan saya. Tapi
kawan…, haruskah yang memperhatikan kita lawan jenis? Maka dengan tegas
saya katakan, TIDAK! Kalian punya kakak kelas yang perempuan kan? Punya
teman yang juga memperhatikan kalian bukan? Gak usah cari-cari alasan
untuk membenarkan kesalahan yang dilakukan *gregetan*. Berdalih bahwa
gak dapat perhatian dari kakak kelas yang perempuan jadi cari perhatian
ke kakak kelas yang laki-laki. Ish! Heran deh! *masih gregetan*.
Saudaraku yang cantik hati dan rupanya, tahukah kalian wahai calon
penghuni surga? Sebenarnya, kita hanya terlalu sombong. Lho kok malah
dibilang sombong? Ya, karena melupakan perhatian dari Dia, Dia Yang Maha
Memperhatikan. Kalaupun memang perhatian dari kakak kelas yang
perempuan tak cukup, apakah dariNya pun tak cukup? Sedangkan Ia begitu
memperhatikanmu? Jadi, kalau mau kakak-adik-an, sama yang perempuan aja,
minimalisir peluang untuk pacaran.
Kita pacarannya Islami.
Astaghfirullah, mana ada pacaran Islami mesra-mesraan di sms sebelum
nikah? Mana ada pacaran Islami di luar pernikahan? Ini nih yang sering
disalahartikan. Pacaran Islami hanya ada setelah pernikahan! Kalau mau
pacaran yang Islami, nikah! Bukan pacaran yang entah apa dilakukan. Apa
sih yang didapat dari pacaran? Sering disampaikan, katanya untuk lebih
mengenal pasangan, calon pendamping hidup. Lah! Buktinya apa? Banyak
yang udah pacaran bertahun-tahun tapi gak nikah! Nah lho! Come on guys,
pacaran Islami hanya ada setelah pernikahan. Buat yang pacaran dengan
alasan ini, kalian hanya perlu satu alasan untuk menyudahi hubungan yang
haram itu, jika masih ingin bersama, menikahlah. Jika belum mampu
menikah, berpuasalah, memantaskan diri di hadapanNya. Bukan
bereksplorasi dengan cara pacaran yang menjadi jalan syetan
menjerumuskan kalian dalam keterpurukan iman.
Pacaran sehat, gak zina kok.
Pacaran sehat itu seperti apa ya? Absurd! Aneh memang. Kalau orang
pacaran, pacarnya gak sms dalam sehari aja udah uring-uringan. Apalagi
kalau tau pacarnya selingkuh atau lebih mementingkan hobinya daripada
pacar. Ya ampun! Cape deh… Udah putusin aja! Emang gak cape ngarep sama
manusia? Oh ya, kenapa pacaran dikategorikan sebagai zina? Berikut
penjelasannya. Simak ya…
1. Zina hati. Katanya, kalau sedang kasmaran, kangen-kangenan, atau
apalah namanya, jadi cengar-cengir sendiri. Hati berbunga-bunga karena
dapat perhatian dari sang pacar. Padahal cuma ditanya, ‘Beb, udah makan
belum?’, gubrak! Giliran ibunya yang tanya jawabnya aja jutek, eh sama
pacar sumringah. Ampun deh! Zina hati karena disadari atau tidak,
pacaran membentuk tandingan selain Allah dalam hati kita. Serem kan?
Berpotensi jadi syirik. Teman-teman yang pacaran lebih cepat tanggap
kalau ada panggilan dari sang pacar, sedangkan kalau azan diabaikan,
apalagi kalau sudah bareng pacar. Ugh!
2. Zina mata. Dari mata turun ke hati, begitu ungkapan yang sering saya
dengar. Mereka yang pacaran, pasti deh tatap muka, kalaupun yang LDR-an
(long distance relationship-red), minimal banget lihat-lihat foto
pacarnya, dan sekarang ditambah pula kecanggihan teknologi, Skype,
Yahoo! Messenger atau lainnya buat sarana pacaran. Mohon ampun Yaa
Allah, jika kami melalaikanMu dengan kesenangan kami. Kawan, penglihatan
kita, akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti lho, harus
melihat yang memang halal dan baik. Daripada zina mata karena pacaran,
mending baca buku, lebih baik lagi baca qur’an, jadi ibadah deh.
3. Zina tangan. Mudah-mudahan ini lebih sedikit pelakunya. Akan tetapi,
yang justru banyak terjadi adalah, mereka yang pacaran dengan bangga
menggenggam jemari pasangannya. Astaghfirullah! Buat yang LDR-an juga
jangan merasa aman, kenapa? Kalau sms-an atau BBM-an, kan pesannya
diketik, diketik kan pakai tangan, jari-jari, itu juga termasuk zina
tangan! *banyak-banyak istighfar*
4. Zina kaki. Pernah dengar lagu almarhum Chrisye? Akan datang hari,
mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara dari
mulut kita. Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata
kaki kita, kemana saja ia melangkahkan. Kaki kita ini, yang lengkap dan
sehat, manfaatkanlah untuk melangkah dalam kebaikan, bukan kemaksiatan
dengan berpacaran. Pernah saya bertemu seorang kawan di teras masjid,
dan saya tanya, ‘Sendirian? Atau ada yang ditunggu?’, dan dengan santai
kawan itu menjawab, ‘Enggak kok, lagi nunggu pacarku shalat’ .
Astaghfirullah, masjid pun sekarang terkotori, menjadi berkurang
nilainya jika seperti itu orang-orang memperlakukannya. Saya tak
menyalahkan mereka yang shalat di masjid bareng pacarnya, tapi kenapa
harus pacaran sih! Kan sendirii atau sama kawan yang sejenis bisa
jama’ahan juga. *banyak-banyak istighfar*
Sebenarnya masih banyak zina yang terjadi dalam pacaran, tapi saya rasa
dari ketiga poin tersebut di atas sudah lebih dari cukup untuk
menjelaskan kenapa pacaran dikategorikan sebagai zina. Dan yang paling
parah adalah ketika pacaran menjerumuskan para pelakunya untuk melakukan
hubungan yang hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah menikah.
Saudaraku, selama ini Allah masih berikan kita kesempatan untuk
memperbaiki diri. Mulailah dari diri sendiri, dari yang kecil dan mulai
hari ini. Kita tak pernah tahu kapan nyawa ini dicabut dan kita pun tak
tahu bagaimana keadaan kita ketika malaikat Izrail datang menghampiri
untuk melaksanakan tugasnya mencabut nyawa. Mari saling mengingatkan
dalam kebenaran dan kesabaran agar kita tergolong orang-orang yang
beruntung. Semoga Allah mengampuni saya dari kesalahan dalam penyampaian
tulisan ini. Al haqqu min robbbik, falaa takuunanna minal mumtariin…
Hajiah M. Muhammad.
Ahad, 2 September 2012/15 Syawal 1433 H
JOSH! (Jomblo Sampai Halal)
http://jiahbolang.wordpress.com/2012/09/02/kok-gak-pacaran/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar